Aku Tau, Kita
Dekat...
Entah mulai detik kapan aku mengenalmu dekat. Otakku tak
mampu mengingat, hatiku tak mampu merasakan kapan kedekatan kita mulai tumbuh.
Dulu, seingatku hanya dengan memandangmu dari jarak jauh, sedikit mengagumi
lalu berlalu begitu saja. Kala itu memang tak bisa dipungkiri, kau tak
mengalihkan duniaku.
Kita kembali bertemu. Jujur saja,
aku tak merasa kau pernah ada di dekatku, aku tak tahu, aku tak mampu
menjelaskan. Kini saat aku mulai mencoba kembali ke masa lalu, ternyata kita
hanya berjarak beberapa inci saja. Meskipun tanpa sebuah sapaan hangat, tanpa
sebuah obrolan pasti, tanpa sebuah candaan rindu. Aku mengerti.
Satu waktu kau benar-benar
bersamaku. Kau duduk disampingku, tanpa kusadari menjadi catatan indah
remajaku. Namun, aku pun menyadari, kala itu aku belum terlalu mengenalmu.
Namun pula, kala itu kau mampu membuatku tersenyum dengan sikap dinginmu.
Seingatku, aku hanya bisa tertegun. Lalu pada saat yang sama, kau menggenggam
tanganku, hatiku melesat ntah berapa kali lipat dari bumi, semua perhatian
tertuju pada pemandangan itu. Aku tertunduk malu, merasa tak pantas untuk
sebahagia ini.
Semua itu kusebut takdir. Bukan
kebetulan. Kau masih tetap dingin, namun aku selalu memiliki kesempatan tuk
bertemu denganmu, membicarakan hal yang tak penting namun melambungkan hati.
Bahkan, saat mata kita bertemu, aku mencoba untuk memalingkannya, sorot matamu
terlalu menyilaukan mataku. Aku tak sanggup berada pada keadaan seperti ini.
Aku memilih memandangimu seorang, tanpa berharap kau pun memandangiku. Sesederhana
itu.
Tanpa kau sadari kau telah berhasil
mengalihkan duniaku. Saat kau tersenyum padaku, saat kau mencoba memujiku
dengan apa yang kau lihat dariku, benar-benar membuatku tak mampu berkata. Aku
hanya bisa mengalihkan pembicaraan, bukan tak ingin menanggapi, namun hati ini
terlalu riskan untuk berucap terimakasih atau sebagainya. Aku tersanjung.
Peristiwa-peristiwa sederhana yang
membuatku sadar begitu pentingnya kenangan. Aku tau, kau telah mengukir
kenangan indah bersamanya, aku pun tau aku tak berhak mengusik kebahagiaanmu,
namun aku hanya ingin bergumam bahwa aku akan menjadikan semua ini sebuah
catatan indah bersamamu, tanpa harus memilikimu, tanpa harus selalu bisa
bersamamu, bahkan tanpa harus selalu bisa memandangimu. Kau akan mengerti, atau
pula kau akan merasakan hal yang sama suatu saat nanti.
ARB
No comments:
Post a Comment
Silahkan komentar guna menambah inspirasi saya