Saturday, November 8, 2014

Fo Ma’Cherie



Ada kalanya seseorang akan tiba pada sebuah rasa... rasa rindu.
Bagaimana kabarmu?
Apa yang sedang kau lakukan?
Apakah kau baik-baik saja?
Kau tahu?
Aku begitu merindukanmu.
Hati ini begitu merindukanmu. Merindukan sosokmu. Apakah kau merasakannya? Bahkan setelah bibir ini tak bisa kembali berkeluh. Ketika mata ini tak sanggup lagi menangis. Dan ketika jiwa ini tak mampu lagi menggapaimu, meskipun hanya sekejap waktu. Apakah kau merasakan itu?

Satu waktu aku teringat pada saat pertama kali kita bertemu. Sorotan matamu sejenak melintas dipikiranku. Senyum indahmu yang aku pun menyadari bahwa itu bukan untukku, namun aku begitu merindukannya. Suaramu yang begitu meyakinkanku bahwa kaulah sosok yang selalu aku tunggu. Kau tahu? Seketika itu, aku hanya tersipu malu setiap saat mata kita bertemu. Aku selalu berharap di setiap hariku aku bisa memandangmu. Meski dari kejauhan. Meski yang bisa kulihat hanyalah sosokmu dari belakang. Meski.... :’) Namun harapan semu itu memang hanya sekedar harapan. Aku terlelap dalam harapan itu. Entah berapa lama, sampai aku kehilangan tatapan itu.
Pertemuan kita sangatlah singkat. Dan hingga saat ini, yang selalu aku tanyakan pada waktu, mengapa harus berjalan secepat itu? Aku memang tak berharap waktu berhenti saat itu juga, aku tak berharap waktu akan kembali ke masa itu, aku pun tak mau berharap bahwa waktu akan mempertemukanku pada saat-saat itu lagi. Aku memang merindukannya, bahkan sangat merindukannya. Namun, saat itu hanya ingin kujadikan awal perjumpaan kita. Meskipun sedetik saja. Harapanku adalah, aku mampu bertemu waktu dimana kita akan dipertemukan kembali. Di tempat yang berbeda, di suasana yang berbeda, dan di saat kita memang telah terlupakan satu sama lain. Menjadi sebuah waktu yang kita anggap itulah awal perjumpaan kita. Yang kelak aku tak akan kehilangan lagi  senyuman menawan itu...walaupun sejenak.
Aku menunggu sebuah takdir. Takdir dimana semua pertanyaanku terjawab sudah. Pertanyaan-pertanyaan konyol yang bahkan orang lain tak mengerti untuk menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat hati ini beku. Layaknya lautan yang dipenuhi salju. Aku yakin meskipun tak terlalu mendalam, bahwa kita akan bertemu. Semua rasa kerinduanku akan kutebus bersamaan dengan jawaban ‘siapakah namamu’. 
Entah berapa hari, bulan, dan tahun kedepan kita akan berjumpa kembali. bahkan, mungkin saja kita tak pernah ditakdirkan untuk berjumpa kembali. Sampai rasa rindu ini sirna. Karena aku tahu sebuah kerinduan yang hanya dirasakan oleh seseorang akan terasa sangat sakit jika seseorang yang ia rindukan tak turut merindukannya. Namun, tiada yang lebih sakit selain berkata dusta bahwa aku tak merindukanmu...
                                                                                                          Dari seseorang yang merindukanmu..

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar guna menambah inspirasi saya