Aku
kira hari-hariku akan berjalan seperti biasanya. Aku pikir semuanya tak akan
ada yang istimewa. Namun, aku memang salah besar. Gelitikan setiap momen yang
dirangkai Tuhan cukup membuatku terkesiap. Satu hari cerita itu memang benar
terjadi; kau yang ditunggu akhirnya hadir. Hati yang menggebu-gebu memang tak
terelakkan, senyum ini mengembang seiring meronanya pipiku. Aku tersipu.
Cerita ini memang benar adanya. Kau
yang memesona, sederhana, namun berkarisma. Pernahkah terbesit di pikiranmu
bahwa kau adalah seorang yang cukup mengagumkan? Apakah kau menyadarinya?
Namun disini terlalu banyak yang
mengharapkanmu. Aku ingin mencoba mundur, menghapus segala rasa kagum yang ada.
Aku meyakini bahwa itu semua mampu kulakukan, terlebih untuk menghapus wajahmu
dari ingatanku. Kau adalah seorang yang tak diharapkan untuk muncul di
kehidupan ini, hadir dalam pandanganku untuk pertama kali, dan menebar segala
pesona pada semua orang. Kau memuakkan, menyebalkan. Tapi, aku merenung
kembali, sosok seperti itu tak pernah kutemui. Kau berbeda dengan yang lain,
bahkan senyumanmu tak kau berikan untuk sembarang orang. Karena aku sendiri pun
belum pernah mendapatkan senyuman itu.
Setiap kali aku melihatmu dari sudut
yang sangat jauh, bahkan semua orang pun takkan ada yang menyadari bahwa aku
sedang memerhatikanmu, hati ini begitu sesak. Kau tertawa dengan seseorang
dihadapanmu. Sedang aku disini hanya menatap sendu tawa itu. Aku mengharapkan tawa
itu, senyum itu, tatapan itu. Apakah suatu saat nanti aku akan mendapat
bagiannya? Meskipun kenyataan pahit menunjukkan bahwa tak pernah sedetik pun
kau membalas tatapanku. Senyum yang tanpa kusadari mengembang begitu saja tiap
kali menatapmu, sedang kau tak pernah menyadarinya.
Aku tak punya nyali untuk berdoa
bahwa aku ingin berjumpa denganmu berkali-kali. Karena aku tahu, Tuhan telah
membuat cerita dalam perjumpaan kita. Tidak sekarang, mungkin nanti. Cukuplah yang kulakukan adalah bersabar dalam
penantian. Menunggu cerita itu terjadi dan detak jantung ini akan berderap dua
kali lebih kencang dari biasanya. Suatu hari, kau akan menyadari siapa yang
selalu memandangimu dari kejauhan, terhalang ribuan orang dan tembok tebal,
siapa yang selalu menitip rindu untukmu kepada malaikat, siapa yang berteriak
histeris ketika berhasil berada di dekatmu.
Aku masih disini, melihatmu..
mendengarkan orang-orang yang menceritakanmu.. Duduk menanti kedatanganmu, yang
meski bukan untukku. Aku akan tetap menanti, fokus perbaiki diri hingga
akhirnya kita dipersatukan. Love u!
No comments:
Post a Comment
Silahkan komentar guna menambah inspirasi saya