Tuesday, February 3, 2015

Rumit atau Sederhana? Sekarang atau Nanti?

Ada yang bilang kalau masa remaja adalah masa terindah.
Lalu bagaimana dengan masa dewasa?
Ada yang bilang kalau tujuh belas itu usia yang paling mengesankan.
Lalu bagaimana dengan usia dua puluh tiga dengan rentetan gelar kesarjanaan?
Ada yang bilang kalau usia muda tak punya kekasih adalah hal memalukan.
Lalu bagaimana dengan sepuluh tahun ke depan? Apakah kekasihmu kelak akan menjadi suami idaman?
Ada yang bilang kalau menjadi single di zaman sekarang adalah hal menjengkelkan.
Lalu bagaimana dengan takdir Tuhan yang kelak mempertemukanmu dengan seseorang yang baik dari yang terbaik suatu saat nanti?


Terkadang menjadi sabar adalah hal yang melelahkan. Sering kali kita disibukkan dengan hal-hal yang bahkan tak seharusnya kira pikirkan di usia dini. Terlebih soal cinta. Sebenarnya apa yang kita mengerti dari kata itu? Apa yang patut kita pahami? Apa yang seharusnya kita resapi? Tahukah kau, bahwa untuk mendeskripsikannya pun teramat sulit. Namun tidak dalam hal merasakan. Banyak orang tertegun sejenak saat mereka masuk dalam ruang lingkup cinta, melupakan cita-cita, sedikit demi sedikit meninggalkan passion hidupnya. Apakah cinta sebegitu rumitnya? Apakah cinta sebegitu mengganggu kehidupan manusia? Tidak. Hanya orang-orang bodoh yang masuk dalam kubangan kotor sebuah cerita cinta. Karena berbahagialah bagi mereka yang tak sengaja menemukan cintanya ketika mereka sedang berlari mengejar apa yang mereka impikan. Bahkan bersedia menciptakan mimpi-mimpi baru yang mereka buat bersama kekasihnya. Apakah cinta mampu menjadi motivasi? Tentu. Namun, yang paling penting, tentang seberapa besar kita berjuang, seberapa besar kita berkorban, seberapa besar kita mampu merelakan, setiap cinta yang datang dan pergi dalam proses hidup yang sedang kita jalani.

Ada kalanya seseorang jatuh cinta begitu mendalam.
Lalu bagaimana ketika rasa sakit yang begitu mendalam melanda?
Ada kalanya sebuah rasa tak pelak dapat dihapuskan?
Lalu bagaimana dengan esok, lusa, dan seterusnya? Apakah masih dalam rasa yang sama?
Ada kalanya mencintai memang tak butuh alasan.
Lalu bagaimana ketika rasa bosan datang? Apakah hal itu tak beralasan?
Ada kalanya menjadikan seseorang menjadi satu-satunya adalah suatu keharusan.
Lalu bagaimana dengan nasib orang-orang yang hanya menjadi salah satunya?

Seorang penulis pernah berkata, cinta sejati itu sederhana. Tidak rumit sama sekali. Jika kisah cintamu rumit, maka jelas ia bukan cinta sejatimu. Sederhana bukan? Ya. Namun yang menjadi persoalan, sebuah kerumitan apakah bisa dipecahkan... bersama? Jika bisa, maka tentu kau berarti mampu menjadi dewasa satu sama lain. Jika tidak, maka tentu apa yang dikatakan penulis itu benar adanya. Tetapi, konsep cinta sederhana yang memang harus diakui disini. Sebuah kisah cinta yang hadir karena takdir. Sebuah kisah cinta yang mampu bertahan karena kedewasaan. Sebuah kisah cinta yang abadi karna telah diperjuangi☺

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar guna menambah inspirasi saya