Setelah begitu banyak perjuangan
yang dilakukan.
Setelah begitu banyak pengorbanan
yang dilakukan.
Setelah gemuruh emosi mendera
tiap kepingan waktu.
Setelah tubuh tak kuat lagi
menopang.
Setelah pikiran ini jauh
terhempas ke sebuah kehampaan.
Setelah tenaga ini kehilangan
sumbernya.
Setelah air mata tak lagi hanya sekadar
menetap di kelopak mata.
Setelah wajah ini tak terelakkan
dari guyuran air mata.
Setelah bibir ini tak tahu lagi
bagaimana membentuk lengkungan indah.
Setelah hati ini beku bahkan hanya untuk merasakan.
Setelah tulang belulang retak
dihantam tekanan.
Setelah kaki ini berhenti
berdiri.
Setelah telapak tangan hanya
mampu membentuk sebuah kepalan.
Setelah tubuh ini hanya bisa
jatuh terduduk, tak ada topangan, tak ada harapan, hanya ditemani dengan
tangisan dan jeritan hati.
Akhirnya saya menyadari.
Bahwa hidup tak hanya soal
perjuangan.
Bahwa hidup harus dihargai.
Bahwa hidup tak hanya soal
pengorbanan.
Bahwa hidup itu untuk menjadi kejam.
Bahwa segalanya yang baik, tak
lagi menjadi baik.
Bahwa ketauladanan hati, tak lagi
menjadi sesuatu yang pantas dihormati.
Bahwa kebaikan, kini dianggap
menjadi kejahatan.
Bahwa kejahatan dan kedengkian,
kini dianggap menjadi kebaikan.
Semua orang menilai.
Semua orang mengkritik.
Semua orang berbicara layaknya
keledai dungu yang mencoba bersenandung indah.
Semua orang hanya sekadar
mengibaratkan, tanpa tahu maksud arti sebenarnya.
Semua orang berkata motivasi,
tanpa sebuah pengalaman gemilang dan keterbukaan pikiran.
Saya terjun di sebuah lubang yang
dalam.
Terjun sampai akhirnya saya hanya
sekadar menjadi kaum tak berguna.
Dengan segenap konsepsi tergagalkan.
Saya menyesal; memiliki
kepentingan dengan manusia-manusia seperti Anda.
No comments:
Post a Comment
Silahkan komentar guna menambah inspirasi saya