Saturday, April 23, 2016

...



Setelah begitu banyak perjuangan yang dilakukan.
Setelah begitu banyak pengorbanan yang dilakukan.
Setelah gemuruh emosi mendera tiap kepingan waktu.
Setelah tubuh tak kuat lagi menopang.
Setelah pikiran ini jauh terhempas ke sebuah kehampaan.
Setelah tenaga ini kehilangan sumbernya.
Setelah air mata tak lagi hanya sekadar menetap di kelopak mata.
Setelah wajah ini tak terelakkan dari guyuran air mata.
Setelah bibir ini tak tahu lagi bagaimana membentuk lengkungan indah.
Setelah hati ini beku  bahkan hanya untuk merasakan.
Setelah tulang belulang retak dihantam tekanan.
Setelah kaki ini berhenti berdiri.
Setelah telapak tangan hanya mampu membentuk sebuah kepalan.
Setelah tubuh ini hanya bisa jatuh terduduk, tak ada topangan, tak ada harapan, hanya ditemani dengan tangisan dan jeritan hati.
Akhirnya saya menyadari.
Bahwa hidup tak hanya soal perjuangan.
Bahwa hidup harus dihargai.
Bahwa hidup tak hanya soal pengorbanan.
Bahwa hidup itu untuk menjadi kejam.
Bahwa segalanya yang baik, tak lagi menjadi baik.
Bahwa ketauladanan hati, tak lagi menjadi sesuatu yang pantas dihormati.
Bahwa kebaikan, kini dianggap menjadi kejahatan.
Bahwa kejahatan dan kedengkian, kini dianggap menjadi kebaikan.
Semua orang menilai.
Semua orang mengkritik.
Semua orang berbicara layaknya keledai dungu yang mencoba bersenandung indah.
Semua orang hanya sekadar mengibaratkan, tanpa tahu maksud arti sebenarnya.
Semua orang berkata motivasi, tanpa sebuah pengalaman gemilang dan keterbukaan pikiran.
Saya terjun di sebuah lubang yang dalam.
Terjun sampai akhirnya saya hanya sekadar menjadi kaum tak berguna.
Dengan segenap konsepsi tergagalkan.
Saya menyesal; memiliki kepentingan dengan manusia-manusia seperti Anda.

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar guna menambah inspirasi saya